JABOTICABA…” ANGGUR EKSOTIS YANG SUBUR DI INDONESIA
“…Buah anggur yang satu ini beda dengan kebanyakan anggur lainnya. Kalau anggur umumnya adalah tanaman merambat, anggur yang satu ini malah berupa pohon tegakan. Kalau anggur lain mesti ditanam di dataran rendah, tanaman satu ini malah bisa ditanam didataran tinggi maupun rendah. Tapi, meski namanya anggur brazil, tanaman ini malah banyak terdapat di taman nasional di Indonesia.
Tanaman unik ini biasa dikenal dengan sebutan Jaboticaba. Ada juga yang menyebutnya sebagai Kupa Landak, sebutan lainnya adalah Anggur Batang. Sebutan yang terkhir tentu lahir karena buah mirip anggur ini, memang muncul dari batang pohon. Bukan di ranting seperti kebanyakan buah lain. Menjelang matang, warna buah ini berubah dari hijau, menghitam, kemudian berangsur kemerahan. Bukan cuma warna yang berubah warna. Rasa buah ini pun bisa berubah dalam enam rasa berbeda menjelang matang. Kombinasi rasa leci, markisa, jambu merah, srikaya, sirsak, dan rasa anggur itu sendiri. Tapi, menurut pengakuan Dedi Saputra, pekerja di Nurseri Manapsing yang membudidayakan anggur jenis ini, manisnya buah ini jauh lebih manis dari anggur.
Keanehan pohon yang bernama latin Eugenia Cauliflora Berg ini tidak berhenti sampai disitu. Pohon ini ternyata tidak busa diperbanyak dengan stek ataupun okulasi. Jadi, selama ino perbanyakan jaboticaba dilakukan dengan biji. Tingkat keberhasilnnya memang rendah. Apalagi pohon ini tergolong lambat bertumbuh. Setahun, tanaman ini bertumbuh sejengkal saja. Tak heran jika harga jualnya pun jadi melambung.
Misal saja dipameran flora dan fauna atau flona yang diadakan di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Stand Manapsing yang dijaga Dedi menawarkan Anggur Brazil berumur tiga tahun dengan tinggi sekitar 50cm ditawarkan sekitar Rp150ribu. Sementara si Kupa Landak berusia 13 tahun yang sedang berbuah dan ditanam dalam pot ditawarkan seharga 17,5juta rupiah. Wow, harga yang lumayan istimewa ya?
Tertarik untuk ikut membudidayakannya? Saat ini menurut Dedi memang belum banyak yang bergelut dalam budidaya Aggur Brazil. Satu yang sudah membudidayakannya ada di bilangan Dago, Bandung. Kabarnya, mereka malah sudah mengekspor buah ini keluar negeri juga. Di pasaran lokal buah ini pun masih tergolong langka dan mahal. Sehingga harga pergramnya bisa mencapai Rp40ribu. Cuma memang harus bersabar menunggu buah ini berbuah. Soalnya, umur 8-9 tahun buah ini baru mulai berbuah. Penantian yang cukup panjang, ya?
Oiya, tadi sempat disebutkan juga kalau tanaman ini banyak terdapat di taman nasional kita. Salah satunya bisa ditemukan di taman nasional Gede-Pangrango, Cipanas; dan Taman Nasional Juanda di Bandung.
“…Buah anggur yang satu ini beda dengan kebanyakan anggur lainnya. Kalau anggur umumnya adalah tanaman merambat, anggur yang satu ini malah berupa pohon tegakan. Kalau anggur lain mesti ditanam di dataran rendah, tanaman satu ini malah bisa ditanam didataran tinggi maupun rendah. Tapi, meski namanya anggur brazil, tanaman ini malah banyak terdapat di taman nasional di Indonesia.
Tanaman unik ini biasa dikenal dengan sebutan Jaboticaba. Ada juga yang menyebutnya sebagai Kupa Landak, sebutan lainnya adalah Anggur Batang. Sebutan yang terkhir tentu lahir karena buah mirip anggur ini, memang muncul dari batang pohon. Bukan di ranting seperti kebanyakan buah lain. Menjelang matang, warna buah ini berubah dari hijau, menghitam, kemudian berangsur kemerahan. Bukan cuma warna yang berubah warna. Rasa buah ini pun bisa berubah dalam enam rasa berbeda menjelang matang. Kombinasi rasa leci, markisa, jambu merah, srikaya, sirsak, dan rasa anggur itu sendiri. Tapi, menurut pengakuan Dedi Saputra, pekerja di Nurseri Manapsing yang membudidayakan anggur jenis ini, manisnya buah ini jauh lebih manis dari anggur.
Keanehan pohon yang bernama latin Eugenia Cauliflora Berg ini tidak berhenti sampai disitu. Pohon ini ternyata tidak busa diperbanyak dengan stek ataupun okulasi. Jadi, selama ino perbanyakan jaboticaba dilakukan dengan biji. Tingkat keberhasilnnya memang rendah. Apalagi pohon ini tergolong lambat bertumbuh. Setahun, tanaman ini bertumbuh sejengkal saja. Tak heran jika harga jualnya pun jadi melambung.
Misal saja dipameran flora dan fauna atau flona yang diadakan di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Stand Manapsing yang dijaga Dedi menawarkan Anggur Brazil berumur tiga tahun dengan tinggi sekitar 50cm ditawarkan sekitar Rp150ribu. Sementara si Kupa Landak berusia 13 tahun yang sedang berbuah dan ditanam dalam pot ditawarkan seharga 17,5juta rupiah. Wow, harga yang lumayan istimewa ya?
Tertarik untuk ikut membudidayakannya? Saat ini menurut Dedi memang belum banyak yang bergelut dalam budidaya Aggur Brazil. Satu yang sudah membudidayakannya ada di bilangan Dago, Bandung. Kabarnya, mereka malah sudah mengekspor buah ini keluar negeri juga. Di pasaran lokal buah ini pun masih tergolong langka dan mahal. Sehingga harga pergramnya bisa mencapai Rp40ribu. Cuma memang harus bersabar menunggu buah ini berbuah. Soalnya, umur 8-9 tahun buah ini baru mulai berbuah. Penantian yang cukup panjang, ya?
Oiya, tadi sempat disebutkan juga kalau tanaman ini banyak terdapat di taman nasional kita. Salah satunya bisa ditemukan di taman nasional Gede-Pangrango, Cipanas; dan Taman Nasional Juanda di Bandung.
Wa tinggal klik
👉 https://bit.ly/3EAuPoX